JIHADU NAFSI TAK BERARTI MEMASUNG DIRI
الحمد لله الذى امرنا بالمبادرة بالاعمال الصالحات
والصلاة والسلام على سيد نا محمد خيرالرسول وافضل المخلوقات
وعلى اله وصحبه ومن سلك سبيل الرشاد
Pertama-tama mari kita sama-sama memanjatkan puji dan puja kepada Alloh SWT, yang mana alham dulillah berkat karunia dan magfirohnya kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini. Solawat dan salam mudah-mudahan dilimpah curahkan kepada baginda alam A’ni kanjeng Nabi Muhammad SAW. Dan tidak lupa pada keluarganya, sohabatnya, tabiin,tabiat dan atbautabiatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya, yang mana mudah-mudahan diyaumil qiyamah kita mendapatkan syapaatul udzma darinya......AMIN
H.D.R....
Sebagian Umat Islam ada yang- entah sadar atau tidak- cenderung mengobsesi sepirit Islam dengann cara memanipulasi pemahaman ajaran Islam. Konsep-konsep Islam yang pada dasarnya memberi modal besar didalam membangkitkan sepirit, telah menjadi virus yang melumpuhkan jiwa. Misalnya, konsep tentang jihadu nafsi disalah artikan menjadi sibuk dengan diri sendiri. Padahal konsep jihdu nafsi ini sebenarnya dimaksudkan untuk menggalang kekuatan sepiritualdidalam keadaan yang di sukai ataupun yang tidak di sukai. Dengan jihadu nafsi, diharapkan terhimpun kekeuatan besar yang sangat potensial didalam diri manusia. Karena segala bentuk keinginan yang tidak sejalan dengan tujuan terlebih dulu telah ditundkan.
Jihadu nafsi merupakan cara yang sangat efektif untuk mencapai kekuatan yang terkonsentrasi pada kesatuan dan integritas diri. Ia juga merupakan sebuah bentuk kesatuan keinginan, ketrpaduan perogramm yang bersinergi potensial untuk mencapai suatu tujuan. Antara unsur-unsur jiwa tidak terjadi benturan, pikiran dan perbuatan menjadi sejalan, keinginan pikiran dan kemauan hati menjadi setujuan. Hal inilah yang akanmenimbulkan kekuatan sepiritual yang bisa terwujud menjadi kekuatan aktual.
H.D.R...
Dalam kenyataanya, memang terdapat banyak orang yang tertindas oleh nafsunyak, karena nafsu bisa menjadi tiran dan bahkan bisa di jadikan sebagai tuhan, oleh orang yang diperbudaknya. Perhatikan peringatan Alloh swt. Dalam firman-Nya :
افرايت من اتخد الهه هوىه واضله الله على علم وختم على سممه
وقلبه وجعل على بصره غشوة فمن يهديه من بعد الله افلا تذكرون
Artinya :
Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah yang akan memberikannya petunjuk sesudah Alloh ( membiarkannya sesat ). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?
(QS. AL-Jatsiyah : 23 )
Manusia, sebagai mana yang di gambaran dalam ayat tesebut, nyata-nyat dalam kesempatan yang besar dan hidupnya tidak akan efektif, waktunya akan habis terserap hanya untuk memenuhi keinginan nafsunya, energinya akan habis buat melayani nafsunya belaka, bahkan orang lainpun bisa tertindas dan terseret oleh kejahatannya . Na’udzu billahi min dzalik.
Oleh karena itu, Islam perlu mencanangkan jihadu nafsi. Manusia dituntut untuk untuk berusaha dan berjuang membersihkan dirinya (jihadu nafsi) dengan sungguh-sungguhdari keinginan nafsu yang akan memperbudaknya.
Sebagai anugrah Tuhan, nafsu tidak harus dibabat, dipasung dan dibasmi habis. Tetapi harus dikendalikan, diarahkan dan dikelola sehingga menjadi kekuatan dan energi positif. Dengan cara itu keinginan yang baik bisa tersalurkan dan yang kurang baik atau bahkan tidak baik bisa dinetralkan lalu diperbaiki.
Jihadu nafs, tidak berarti menutup diri rapat-rapat dari pergaulan dunia luar, karena khawatir nafsunya akan bergolak dan tak mampu mengendalikannya, tidak pula dengan memenjarakan dan memasung diri dibalik dinding tebal yang memisahkan dirinya dari dunia luar, bukan demi menyusun kekuatan baru dan juga bukan hendak melakukan perlawanan, tetapi menyerah untuk selama-lamanya. Apalagi sampai menyakiti dirinya, mengebiri segala keinginan, memasung segala naluri kemanusiaannya, tanpa memberi saluran sedikitpun dalam kehidupan luas yang harus dikeloladengan baik, sebagai mana mandat yang diembannya sebagai Khalifatulloh fil ardh. Kita harus berani bertandang kegelanggangan menyandang Islam dengan tawaran-tawaran yang menawan.
Oleh karena itu saya menghimbau sekaligus mengajak, kepada seluruh umat muslim marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepda Alloh supaya hidup kita bisa menjadi lebih baik.
Dan mungkin dari awal sampai akhir bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa Jihadun nafsi bukan berarti kita mengurung diri dirumah, akan tetapi jihadun nafsi adalah mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik.
Mungkin dari awal sampai akhir dicukupkan sekian mohon ma’ap bila ada salah-salah kata.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى امرنا بالمبادرة بالاعمال الصالحات
والصلاة والسلام على سيد نا محمد خيرالرسول وافضل المخلوقات
وعلى اله وصحبه ومن سلك سبيل الرشاد
Pertama-tama mari kita sama-sama memanjatkan puji dan puja kepada Alloh SWT, yang mana alham dulillah berkat karunia dan magfirohnya kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini. Solawat dan salam mudah-mudahan dilimpah curahkan kepada baginda alam A’ni kanjeng Nabi Muhammad SAW. Dan tidak lupa pada keluarganya, sohabatnya, tabiin,tabiat dan atbautabiatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya, yang mana mudah-mudahan diyaumil qiyamah kita mendapatkan syapaatul udzma darinya......AMIN
H.D.R....
Sebagian Umat Islam ada yang- entah sadar atau tidak- cenderung mengobsesi sepirit Islam dengann cara memanipulasi pemahaman ajaran Islam. Konsep-konsep Islam yang pada dasarnya memberi modal besar didalam membangkitkan sepirit, telah menjadi virus yang melumpuhkan jiwa. Misalnya, konsep tentang jihadu nafsi disalah artikan menjadi sibuk dengan diri sendiri. Padahal konsep jihdu nafsi ini sebenarnya dimaksudkan untuk menggalang kekuatan sepiritualdidalam keadaan yang di sukai ataupun yang tidak di sukai. Dengan jihadu nafsi, diharapkan terhimpun kekeuatan besar yang sangat potensial didalam diri manusia. Karena segala bentuk keinginan yang tidak sejalan dengan tujuan terlebih dulu telah ditundkan.
Jihadu nafsi merupakan cara yang sangat efektif untuk mencapai kekuatan yang terkonsentrasi pada kesatuan dan integritas diri. Ia juga merupakan sebuah bentuk kesatuan keinginan, ketrpaduan perogramm yang bersinergi potensial untuk mencapai suatu tujuan. Antara unsur-unsur jiwa tidak terjadi benturan, pikiran dan perbuatan menjadi sejalan, keinginan pikiran dan kemauan hati menjadi setujuan. Hal inilah yang akanmenimbulkan kekuatan sepiritual yang bisa terwujud menjadi kekuatan aktual.
H.D.R...
Dalam kenyataanya, memang terdapat banyak orang yang tertindas oleh nafsunyak, karena nafsu bisa menjadi tiran dan bahkan bisa di jadikan sebagai tuhan, oleh orang yang diperbudaknya. Perhatikan peringatan Alloh swt. Dalam firman-Nya :
افرايت من اتخد الهه هوىه واضله الله على علم وختم على سممه
وقلبه وجعل على بصره غشوة فمن يهديه من بعد الله افلا تذكرون
Artinya :
Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah yang akan memberikannya petunjuk sesudah Alloh ( membiarkannya sesat ). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?
(QS. AL-Jatsiyah : 23 )
Manusia, sebagai mana yang di gambaran dalam ayat tesebut, nyata-nyat dalam kesempatan yang besar dan hidupnya tidak akan efektif, waktunya akan habis terserap hanya untuk memenuhi keinginan nafsunya, energinya akan habis buat melayani nafsunya belaka, bahkan orang lainpun bisa tertindas dan terseret oleh kejahatannya . Na’udzu billahi min dzalik.
Oleh karena itu, Islam perlu mencanangkan jihadu nafsi. Manusia dituntut untuk untuk berusaha dan berjuang membersihkan dirinya (jihadu nafsi) dengan sungguh-sungguhdari keinginan nafsu yang akan memperbudaknya.
Sebagai anugrah Tuhan, nafsu tidak harus dibabat, dipasung dan dibasmi habis. Tetapi harus dikendalikan, diarahkan dan dikelola sehingga menjadi kekuatan dan energi positif. Dengan cara itu keinginan yang baik bisa tersalurkan dan yang kurang baik atau bahkan tidak baik bisa dinetralkan lalu diperbaiki.
Jihadu nafs, tidak berarti menutup diri rapat-rapat dari pergaulan dunia luar, karena khawatir nafsunya akan bergolak dan tak mampu mengendalikannya, tidak pula dengan memenjarakan dan memasung diri dibalik dinding tebal yang memisahkan dirinya dari dunia luar, bukan demi menyusun kekuatan baru dan juga bukan hendak melakukan perlawanan, tetapi menyerah untuk selama-lamanya. Apalagi sampai menyakiti dirinya, mengebiri segala keinginan, memasung segala naluri kemanusiaannya, tanpa memberi saluran sedikitpun dalam kehidupan luas yang harus dikeloladengan baik, sebagai mana mandat yang diembannya sebagai Khalifatulloh fil ardh. Kita harus berani bertandang kegelanggangan menyandang Islam dengan tawaran-tawaran yang menawan.
Oleh karena itu saya menghimbau sekaligus mengajak, kepada seluruh umat muslim marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepda Alloh supaya hidup kita bisa menjadi lebih baik.
Dan mungkin dari awal sampai akhir bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa Jihadun nafsi bukan berarti kita mengurung diri dirumah, akan tetapi jihadun nafsi adalah mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik.
Mungkin dari awal sampai akhir dicukupkan sekian mohon ma’ap bila ada salah-salah kata.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar